Selasa, 30 Desember 2014

Kisah Guci Ajaib Nenek Liam

Menjelang akhir tahun ini Nenek Liam ingin membeli guci kecil cantik dg penutupnya di satu stand toko di Pasar Atum Surabaya. Guci yang lama pecah ditabrak oleh kucing peliharaannya.

Meskipun sudah berumur 78 tahun, namun ibu dari 12 anak dan nenek dari 30 cucu ini masih tampak gesit dalam mengerjakan pekerjaan di rumah. Wajahnya selalu ceria, kapan pun dan di mana pun dia pergi, aura kegembiraan selalu dibagikan kepada orang2 di sekelilingnya. Semua orang hanya tahu bahwa Nenek Liam selalu gembira.

Lalu apakah nenek Liam tak pernah bersedih atau marah?

Tentu saja nenek Liam bisa sedih, jengkel ataupun marah. Ketika suaminya dan bahkan dua anaknya meninggal mendahuluinya, nenek liam bahkan sangat bersedih. Namun di saat-saat itu semua orang juga melihat Nenek Liam justru selalu tersenyum.

Rahasia semua itu adalah guci kecil yg ada di kamarnya. Demikian sebagaimana dituturkannya rahasia tsb kepada anak-anak dan cucu-cucunya.

Kenapa dengan guci itu? Ternyata di situlah selama ini Nenek Liam menumpahkan segala rasa sedih dan rasa marahnya. Sambil dia mengadukan nasibnya kepada Tuhan untuk mendapatkan pertolongan, dia meledakkan semua emosinya lewat suara ke dalam guci itu, seolah guci itu adalah telinga dari Tuhan. Usai meraung, meratap ataupun memaki sejadi-jadinya, guci itu kemudian dicucinya. Dibersihkan lagi, dan disimpan lagi.

Seperti halnya isi dari guci itu yg selalu kosong, demikian pula perasaan nenek liam yg dengan cepat melupakan segala rasa sedih atau marahnya, hilang begitu saja. Jika ada yg membuat kesalahan kepada nenek liam, maka segera dia memaafkan semua kesalahan tsb, tanpa harus menunggu orang tsb meminta maaf kepadanya.

"Aku hanya ingin membawa kegembiraanku saja kemana-mana, yg selain itu aku tinggalkan dalam guci ini, terlalu berat jika aku menggembolnya kemana-mana. Dan apa saja yg ada dalam guci itu, entahlah, aku sendiri juga sudah tidak mengingatnya."

Lalu bagaimana kalau pas tinggal di rumah anaknya, Nek? Gampang saja, aku bisa pinjam gelas atau mangkuk atau wadah seadanya, toh sama saja.



Watutulis, 15 Desember 2013.