Minggu, 11 September 2016

Sumur Angguk Nglobo .. Pesona Wisata Khas Blora

Berkunjung di Kabupaten Blora tidak cukup hanya sekedar menikmati lezatnya aneka kulinernya saja, lebih dari itu juga masih banyak destinasi wisata yang menjadi ciri khas Bumi Mustika ini. Indahnya cahaya surga yang memancar ke dalam Goa Terawang di Todanan, gagahnya ratusan pohon jati emas di cagar alam Gubuk Payung di Temengeng, sejuk segarnya Waduk Tempuran di Kecamatan Kota, atau kolam renang nan alami Kedungpupur di Ledhok Sambong. Dan masih banyak wisata alam maupun wisata buatan yang betul-betul "khas Blora" ... yang mustahil dijumpai di tempat lain.


Salah satu keunikan tersebut adalah SUMUR ANGGUK, seperti yang ada di daerah Nglobo kecamatan Jiken. "Sumur Angguk", merupakan sumur untuk penambangan minyak bumi peninggalan jaman Belanda namun masih terus lestari beroperasi sampai dengan saat ini. Kurang lebih masih tersisa 30 unit yang beroperasi di Nglobo sampai saat ini. Selain di Nglobo, masih banyak kawasan sumur angguk yang lain tidak jauh dari Nglobo, seperti di daerah Semanggi dan di daerah Sambong.


Sumur angguk di Desa Nglobo sendiri berada di dalam wilayah operasional Pertamina EP 2, di kecamatan Jiken. Untuk menuju ke desa Nglobo ini, dari kota Blora dapat ditempuh dengan berkendaraan ke arah Cepu sekitar 15 kilometer hingga tiba di simpang tiga arah daerah TPK Cabak, dilanjutkan sekitar 3 kilometer hingga memasuki wilayah bersama milik Perhutani BKPH Nglobo dan Pertamina EP Distrik 2.


Sebaliknya jika dari arah Cepu menuju ke Blora, setelah melewati simpang tiga pos Cabak di sebelah kanan jalan, lanjut sekitar 300 meter hingga simpang tiga arah ke TPK Cabak.

Oiya, antara satu sumur dengan sumur yang lain jaraknya tidak terlalu berjauhan. Apalagi kontur lapangannya yang berbukit, sehingga dari satu lokasi sumur kita bisa melihat lokasi sumur lain di sekitarnya. Asyik deh! Apalagi suasananya masih di tengah desa yang di tengah hutan. Yang terdengar hanya suara sumur angguk itu saja.


Selain sumur angguk, masih ada pula sumur yang dikelola secara tradisional oleh kelompok masyarakat seperti yang ada di desa Ledhok kecamatan Sambong, di mana minyak ditimba menggunakan pipa atau selongsongan peluru dan ditarik memakai wire rope panjang yang digerakkan oleh tenaga manual manusia atau pun dengan mesin diesel. Kedalaman sumur tradisional ini sekitar 2.500 s.d 4.000 meter, karena jika ditarik secara manual perlu berjalan berkeliling 6 hingga 10 kali luasan lapangan sepakbola


Jadi ... tunggu apalagi Kawan, ayo kita cek langsung di lapangan yuk!