Selasa, 11 Agustus 2015

Anakku ... Amanahku sebagai Ayahnya

Mentari sore nan jingga menyembul jelas di jendela barat kamar kami saat kakiku melangkah memasuki kamar itu. Sebuah kamar yang lebih pantas kusebut kamar kost karena hanya aku yang akan memakainya di saat hari-hari kerja umumnya. Alifia dan istriku tinggal di rumah kontrakan kami di Kertosono, karena tempat kerjaku yang mulai sering berpindah-pindah.

Sudah lewat setengah lima saat aku pulang ke rumah ini, kala mentari pun semakin mendekati ufuk peristirahatannya. Alifia kecil masih asyik di depan laptop, menikmati film seri Detective Conan dengan sangat khusyuknya. Mamanya sudah dua kali meneriakinya agar segera mengambil wudhu.


"Lekas ambil wudhu, jamaah sama Papa!" sekali lagi mamanya meneriaki dengan suara yang makin tinggi dari dapur belakang. Tapi Alifia masih belum bergeming juga. Aku pun ikutan mengingatkannya dengan suara yang tidak kalah kerasnya. Alifia hanya menyahut, "Yaaaaa." Namun badannya masih belum beranjak juga dari depan laptop.

Saat aku selesai berganti baju dan bersiap mengambil wudhu, istriku sudah berdiri di belakangku dengan wajah yang gemas.

"Itu Pa, Alifia sejak tadi diajak sholat tidak bergegas juga ... Makin lama makin tak acuh kalau diperintah." keluhnya, "Mosok saben hari kok minta dimarahi dulu seperti ini?"

Aku hanya tersenyum untuk menenangkan hati istriku.Sebuah senyuman yang kurasakan sangat bodoh.Alifia beranjak mengambil wudhu dengan mulut cemberut. Sebuah perintah Mama yang masih memberatkan hatinya membuat langkah kakinya juga sedemikiannya berat..
Sebenarnya aku malu dengan kejadian ini, malu kepada istriku, malu kepada diriku sendiri, karena aku tahu semua ini salahku. Kebodohanku. Kelalaianku. Tanggung jawabku sebagai seorang ayah yang mengharapkan memiliki momongan yang sejatinya kemudian menjadi amanahku dengan segala konsekuensinya.

Ketika Alifia menjadi keras hati ataupun keras kepala seperti sekarang ini, di situlah sebenarnya kekuranganku sebagai kepala keluarga dalam mendidik dan membesarkannya. Sebuah tanggung jawab yang selama ini justru aku bebankan kepada istriku dengan alasan kesibukanku.

Selepas sembahyang, aku sempatkan membaca sebuah pesan di WA ... yang ternyata dari istriku. Sebuah artikel tentang amalan untuk membuat agar anak kami menjadi lembut hati dan rajin beribadah. Sebait doa nabi Ibrahim a.s agar anak cucu keturunannya menjadi anak-anak yang sholeh.

"Robbij alni muqiimash sholaati wamin dzurriyatii, robbanaa taqobbal du'aa"


Astaghfirullahal adziiim ... Sedemikian lalainya aku kepada-Mu ya Allah.

Pesan dari istriku seolah genderang yang berdengung-dengung di telingaku. Namun saat itu, dengan segala kebodohanku, aku hanya repply pesan itu saja ... tanpa action apapun selain mengingat-ingat atau lebih tepatnya menghafalkan doa itu. Memang bakdal sholat maghrib kami bersama memanjatkan doa itu, namun dalam relung hatiku masih ada yang kurang saja ... ada sesuatu yang masih tertinggal dari sekedar memanjatkan doa. Sekarang aku tak hanya malu kepada anak dan istriku, atau malu kepada diriku sendiri ... kini aku bahkan lebih malu lagi kepada-Mu ya Allah.

Mungkin hanya akulah saat ini yang menjadi seorang ayah yang bodoh seperti ini.Bahkan sedemikian bodohnya hingga sekarang justru menyempatkan menulis hal ini.

Sehari kemudian, setelah Alifia dan mamanya kembali ke rumah kami di Kertosono, sore itu aku pun tinggal sendiri seperti biasanya. Dadaku tiba-tiba terasa sesak demi mengingat kejadian kemarin. Apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki ini semua?

Waktu kami yang memang tak terlalu banyak tinggal bersama sama, jarak yang juga terentang memisahkan kami, dan pula ketidaktahuanku dengan apa yang harus kulakukan ... hanya berakhir membuatku menatap lekat pada jendela kamar yang masih kubiarkan terbuka. Sosok rembulan di ufuk barat tidak memberikan jawaban apa pun dengan persoalanku saat ini.

Tiba-tiba ... saat angin berembus menyapu wajahku, aku kembali teringat kepada Bapak. Sosok yang juga jarang berlaku lembut kepada kami anak-anaknya saat kami masih di bangku sekolah. Sosok yang selalu menuntut agar kami bisa ini dan itu dan berbagai macam hal, namun justru hanya jadi urusan Ibu yang mengajar dan membimbing saat-saat belajar kami. Sosok yang juga teramat pelitnya soal uang di saat anak-anaknya ingin menikmati hidup seperti layaknya kawan-kawan kami. Padahal kepada saudara-saudara kami, Bapak adalah sosok yang royal membagikan uang saku dan sebagainya.

Namun demi mengingat menjadi seperti apa saat ini aku dan saudara-saudaraku ... di situlah aku seolah menemukan jawabanku. Sebuah artikel tulisan KH. Yusuf Mansur pun seakan menegaskan akan jawaban itu.


Bapak ... dalam sikap kerasnya kepada kami, ternyata juga menempa diri beliau dengan puasa-puasa sunahnya yang sambung menyambung, hingga makin melemahkan fisiknya. Simbah kami menyebut itu sebagai laku tirakat.
Bapak ... yang selalu menuntut kami menjadi ini itu dan macam hal lainnya itu, beliau sendiri pun seakan tak henti untuk menuntun kelancaran hidup kami dalam bait bait doanya seusai sholat dan seusai thilawahnya.
Bapak ... yang teramat pelit dengan masalah keuangan kami, ternyata memberi perisai kepada keluarganya dalam sedekah sedekah beliau. Meskipun hanya berupa sebungkus bunga turi atau seikat pare untuk tetangga-tetangga kami.

Allumaghfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayani saghiro ...

Terima kasih ya Allah ... Engkau telah memberi bagi keluarga kami akan sosok kepala keluarga yang harus kami tauladani. Tentu sisi yang baik baik dari beliau yang telah Engkau angkat contohkan kepada kami.

Insya Allah ... sebagaimana KH Yusuf Mansyur bertutur, kita tak mungkin menjaga mendampingi anak kita setiap saat ... bahkan ketika dititipkan ke sebuah pondok pesantren yang penjagaannya 24 jam sekalipun, masih juga ada satu dua hal yang terlalaikan bagi anak keturunan kita.

Memberikan tempat pendidikan yang terbaik bagi anak kita memang wajib dilakukan.
Memenuhi kebutuhan belajarnya maupun kebutuhan nafkah jasmani rohaninya memang juga wajib.
Mencurahkan kasih sayang, memberi contoh sikap perilaku benar wajib pula.
Namun benteng 24 jam berupa perlindungan dan bimbingan Allah untuk anak keturunan kita, juga jangan sampai terlupa. Dan itu bukan amalan yang anak kita melakukannya, melainkan kita sendiri yang harus menjalaninya.

Di saat keras hati dan keras kepalanya muncul. Di kala semangat belajarnya turun. Di waktu lalai dan malas menghampirinya. Hanyalah kepada Allah kita menyembah dan memohon pertolongan.

Sholat kita. Puasa kita. Sholawat kita. Tilawah kita. Sedekah kita. Doa-doa kita ... harus selalu tertuju untuk memohon keridloan-Nya dalam membimbing keluarga kita, wabil khusus anak istri kita, agar senantiasa menjadi insan-insan berakhlak mulia.

Terima kasih Alifia. Terima kasih Mama.
Terima kasih Bapak dan Ibu.
Terima kasih Ya Allah.

Jangan sia-siakan kehidupan kami tanpa ridlo dan perlindungan-Mu.
Jangan jadikan amanahku ini sebagai amanah yg tersia-siakan
Jadikanlah kami sebagai umat-Mu yang senantiasa taqwa kepada-Mu.
Kumpulkanlah keluarga kami kelak dalam taman surga-Mu.


Mojokerto, 10 Agustus 2015

Jumat, 07 Agustus 2015

Mie Goreng Oatmeal

Gedeg - Mojokerto, 7 Agustus 2015

Gara - gara kelaparan di tengah malam, tiba - tiba jadi bikin resep yg aneh ini. Awalnya, karena "mbujang" dan malas buat keluar rumah, terlebih di atas jam 20 di Gedeg city ini sudah ga ada warung buka. Musti meluncur 6 km ke kota Mojokerto utk dapat sebungkus nasi. Maklumlah, lokasi kerja memang masih di desa.

Tengok ke atas rak makanan, stoknya tinggal sebungkus mie instant goreng, oatmeal, dan sisa srundeng pedas. Jadi kepikiran utk mencampurkan oatmeal ini dg mie yg ada. Tujuannya waktu itu bukan utk diet, tapi lebih kepada agar kenyang saja.
Jadilah dimulai resep ala kadarnya ini.

Mie instant dimasak seperti biasanya.
Airnya dilebihi jadi dua porsi.
Ditambahkan garam secukupnya. Saya pilih 1/4 sendok teh.
Biar lebih mantab, saya tambah satu sendok makan penuh sambal terasi botolan merk a*c.
Bumbu mie dimasukan semua.
Mie dimasukkan begitu airnya mendidih.
Setelah mie jadi lunak dan masak, ditambahkan oat 4 sendok makan. Terus diaduk sampai lumayan kering dengan api kecil.
Taraaaaaaa ... jadi mirip nasgor magelangan.

Untuk toping, ditaburi bawang goreng bawaannya mie instant tadi plus srundeng pedas ... ternyata jadi maknyuuuuus juga buat selera "bujang".

Setelah kejadian darurat itu, sering kali masak resep ini lagi untuk jadi pelarian kalo pas lagi-lagi malas cari makan di luar. Topingnya lebih disempurnakan lagi dengan telur dadar atau telur ceplok. Isinta juga dicampur wortel, kobis dan sawi hijau kalau pas ada stok di kulkas.

Ada ide untuk lebih menyempurnakannya?

For addition ... dalam seminggu ini lingkar perut agak susut 4 centi gara gara jadi menu rutin sarapan ... woooow, sesuatu yg lebih tidak direncanakan malah kejadian deh.

Kamis, 06 Agustus 2015

Amalan Agar Naik Pangkat

Kawanku!

Apakah Anda berharap mendapat doa tuntunan amalan agar bisa naik pangkat di tulisan ini?
Maaf, nggak ada. Ini cuma cerita humor fiksi saja.
Kalo mau dibaca ya silakan.
Kalo nggak, ya mending pass aja.
Oke?




Begini ceritanya :


Begitu muncul isyu tentang pindah-pindahan yang bakal diumumkan seminggu lagi, pak Harjo setiap pagi "mengonangi" pak Arif tetangganya selalu menyebarkan sesuatu di depan rumahnya tiap sepulang jamaah shubuh.

Dalam benak pak Harjo, pak Arif tetangganya ini tergolong orang mapan di perusahaannya ini. Jarang ikut isyu pindahan, kalopun pindah ya kira-kira setelah tiga sampai lima tahun. Dan sekalinya pindah pasti langsung naik pangkat.

Sewaktu diceritakan pada istrinya, pak Harjo langsung didesak untuk bertamu ke rumah pak Arif untuk minta diajari amalannya tiap pagi itu, dan mungkin juga perlu sowan ke dukun yang sama, biar rejekinya nggak seret melulu seperti selama ini.

Esoknya, pak Harjo memantabkan diri untuk menyengaja ikut jamaah shubuh. Padahal biasanya ndak pernah. Setiap gerakan pak Arif ditirukan, cara doanya ditirukan, ... Kebetulan pak Arif yang jadi imam. Hehehehe

Sepulangnya, pak Harjo menguntit pak Arif sampai di rumahnya. Dan saat pak Arif mulai menyebar-nyebar sesuatu di halaman rumahnya, pak Harjo langsung nyamperin. Maksudnya sih sambil menangkap basah. Kena loe! Gitu mungkin seperti Panji host acara tivi Kena deh itu maksudnya.

"Eh, pak Harjo! Assalaamu alaikum, kok tumben nongol? Mau olahraga ya?" Sapa pak Arif yg ternyata nggak kaget dg samperan pak Harjo.

Tanpa basa-basi, pak Harjo langsung menyampaikan maksud tujuannya. Pak Arif pun tertawa memahami arah pembicaraan tetangganya itu.

"Bukan amalan apa-apa, pak. Ini lho, bijinya kemangi dan biji kenikir. Boleh ambil di sebelah parkiran masjid situ. Sengaja saya tanam segenggam-segenggam, untuk mengganti pohonnya yang lama di sini. Saya kan doyan lalapan. Monggo kalo mau menanam juga." Jawab pak Arif sambil menyodorkan biji-biji yang masih tersisa di genggamannya ke tangan pak Harjo yang masih bengong.

Eaaaa, cerita gombal gini aja kok ditulis. Jan gombal banget ini ceritanya. Maafin ya!

CIPLUKAN ... Perdu belukar nan ajaib

Gedeg - Mojokerto, 6 Agustus 2015


Selamat siang, Kawan!
Sekitar seminggu yang lalu seorang kawan men-share sebuah tulisan di salah satu akun FB milik Dewi Saraswati tentang manfaat ramuan herbal ciplukan untuk penderita stroke. Mungkin Kawan-kawan sendiri juga pernah membacanya. Sayangnya ... meski isi artikel tersebut memberi secercah harapan ... namun kebenarannya masih punya tanda tanya yg cukup panjang. Dari sesiapa yang menjadi obyek ceritanya dan bagaimana testimoni sesungguhnya, semuanya masih sangat kabur dan nge-bluuuuur. 



Bahkan ketika kami mencoba menggali referensi via mbah Google yg katanya super pinter itu, semua situs ternyata membuat link yg sama dg artikel FB Dewi Saraswati tersebut. Hadeeeeeh, hampir musnah deh asa kecil yg sejenak terkilas tadi.

ooooops ... dont give up easily

Kami jadi bersemangat belajar tentang "ciplukan dan stroke" ini karena "faktor Bapak" kami. Tahun 2009 lalu, tepatnya 3 April, Bapak kami berpulang ke rahmatullah setelah berjuang dengan sakit strokenya selama hampir 14 bulan. Seandainya cukuplah ilmu kami tentang penyakit ini dan cara menyembuhkannya, mungkin kisah hidup keluarga kami saat ini akan berbeda. Walaupun kami juga percaya, bahwa apapun ketetapan Allah kepada kami adalah selalu yg terbaik bagi kami.

Perlu digali dulu dari referensi lain tentang ciplukan itu yg mungkin saja tidak ada kaitannya dengan stroke, barangkaliiiiiiii masih ada manfaat lain yg tersembunyikan.

referensi yang kami baca dari beberapa link situs berikut ini :
1. http://caramanfaat.com/manfaat-buah-ciplukan/
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Ceplukan
3. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=193
4. https://wedangberashitam.wordpress.com/produk/teh-ciplukan-salwa/

.
Apa itu Ciplukan?
Nah ... sebelum jauh jauh membahas secara ilmiah lebih dalam, perlu kiranya kita pahami bersama apa itu ciplukan. 

Ciplukan memiliki dua varietas dengan nama ilmiah latin Physalis angula dan Physalis Peruviana. Wujudnya sama, rasanya juga sama. Dua duanya merupakan tanaman dari benua Amerika, khususnya Peru. Hanya saja untuk yg ada di Indonesia ini umumnya yg varietas Physalis Angula saja. 

Kalo nama njlimetnya secara taksonomi atau klasifikasinya adalah sebagai berikut (khusus konsumsinya anak Biologi) :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.

Nama lokalnya bermacam-macam :
Morel berry, Goose berry (Inggris), Ciplukan, keceplokan, ciciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa), cecendetan, cecenetan, Cecendet (Sunda), leletep (sebagian Sumatra), nyornyoran, Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Kenampok, Dedes (Sasak), Katobo (Bima), Leletokan (Minahasa), daun kopo-kopi, daun loto-loto, padang rase, dagameme, angket, dededes, daun boba, dan lain-lain..  

Mungkin sudah agak jelas ya dengan istilahnya ini? Yuk kita lanjutkan dengan perwujudannya.

Wujudnya adalah tanaman semak semak.Biasanya hidup di pinggir selokan, tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek. di ladang, kebun, pinggiran sungai, lereng tebing sungai bahkan di manapun yang cocok dengan syarat tumbuhnya.


Menurut Wikipedia, Ciplukan tumbuh baik pada ketinggian 0-1800 m dpl. Semaknya setinggi 30-80 cm, dengan batang tegak, bersegi 4, berkayu, lunak, berwarna hijau. Daun ceplukan berbentuk bulan telur dengan ujungnya yang meruncing. Tepi daun terkadang rata sedikit bergigi, dengan panjang daun antara 5-15 cm dan lebar 2-10 cm.

Bunga ceplukan terdapat di ketiak daun, dengan tangkai tegak berwarna keunguan dan dengan ujung bunga yang mengangguk. Kelopak bunga berbagi lima, dengan taju yang bersudut tiga dan meruncing. Mahkota bunga menyerupai lonceng, berlekuk lima berwarna kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam. Benang sari berwarna kuning pucat dengan kepala sari biru muda.

Buah ciplukan terdapat dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing berwarna hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, dengan panjang sekitar 2-4 cm. Buah yang tersembunyi di dalamnya berbentuk bulat memanjang berukuran antara 1,5-2 cm dengan warna kekuningan jika masak. Rasa buah ciplukan asam manis dan kaya manfaat sebagai herbal. Kalo pas di rumah nenek yang kebunnya masih luas, kami selalu berburu buahnya yg asam manis ini, berpadu dengan buah kersen/talok yang juga melimpah.



Bagaimana? Kira kira sudah sama ya persepsi kita terhadap Ciplukan ini?

Lalu apa sih yang membuat Ciplukan ini memiliki kandungan herbal yang berkhasiat ini?
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam ciplukan antara lain Chlorogenik acid, C27H44O-H2O, Asam sitrun dan fisalin, Buahnya mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, sedangkan bijinya mengandung Claidic acid. Ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif yang lain seperti saponin (pada tunas), flavonoid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin (buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat dan stearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik acid (batang dan daun), tannin (buah), kriptoxantin (buah), vitamin C dan gula (buah).

Khasiat dan Manfaat Ciplukan
Sejak lama ciplukan ini telah diteliti oleh para ahli. Penelitian tersebut biasanya terfokus pada aktivitas yang dimiliki oleh ciplukan. Dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara in vitro maupun in vivo, didapatkan informasi bahwa ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik.

Baedowi [1998] telah melakukan penelitian terhadap ciplukan secara in vivo pada mencit. Dari penelitiannya tersebut, didapatkan informasi bahwa ekstrak daun ciplukan dengan dosis 28,5 mL/kg BB dapat mempengaruhi sel β insulin pankreas. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antihiperglikemi dari ciplukan.

Januario et al. (2000) telah menguji aktivitas antimikroba ekstrak murni herba Physalis angulata L. Fraksi A1-29-12 yang terdiri dari fisalin B, D, dan F menunjukkan KHM (Kadar Hambat Minimum) dalam menghambat Mycobacterium tubercolosis H37Rv sebesar 32 µg.mL-1. Fisalin B dan D murni menunjukkan nilai KHM dalam menghambat Mycobacterium tubercolosis H37Rv masing-masing sebesar >128 µg.mL-1 dan 32 µg.mL-1. Diduga fisalin D berperan penting pada aktivitas antimikroba yang ditunjukkan.

Ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan sitotoksik. Juga sebagai peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.

hehehehe ... udahan dulu ilmiah ilmiahannya, malah tambah puyeng


Sekarang kita masuk ke ramu meramu menjadi obat herbal yuk.

Untuk mengatasi Diabetes mellitus: 
Ambil pohon ciplukan yang sudah berbuah cabut sampai akarnya, cuci bersih, layukan, setelah layu rebus dengan 3 gelas air hingga airnya tinggal 1 gelas, saring dan diminum 1 x sehari.

Untuk sakit paru-paru, batuk rejan (pertusis), bronchitis (radang saluran napas), gondongan (paroritis), pembengkakan buah pelir (orchitis): 
Ambillah pohon ciplukan lengkap dari pohon, buah, daun, batang dan akarnya, cuci bersih, rebus dengan 3 – 5 gelas air hingga mendidih, saring, minum 3 x sehari 1 gelas setiap kali minum.

Untuk gangguan kelenjar getah bening dan tiroid, penyumbatan/penggumpalan darah,  :
Ambil pohon ciplukan lengkap, cuci bersih, cincang, rebus dengan 8 gelas air menjadi 4 gelas air, minum tiap hari 4x setiap minum 1 gelas.

Untuk Ayan: 
Ambil 8 – 10 buitr buah ciplukan yang sudah masak. Dimakan setiap hari secara rutin.

Untuk Borok, ambil 1 genggam daun ciplukan tambah 2 sdm air kapur sirih, tumbuk sampai halus, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.

Untuk Bisul, Ambil daun Ciplukan sebanyak 1/2 genggam dicuci bersih lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul, lalu dibalut. Diganti 2 kali sehari.

Khusus Influenza dan Sakit Tenggorokan.
Tumbuhan Ciplukan (semua bagian) yang sudah dipotong-potong seukuran 3-4 cm dijemur, lalu dibungkus agar tidak lembab lagi. Kemudian ambil kira-kira sebanyak 9-15 gram direbus, airnya diminum. Lakukan sebanyak 3 kali sehari, atau sesuai kebutuhan dan atau petunjuk resep.


yuk dicoba yuuuuuuk

Sabtu, 01 Agustus 2015

Curhatan Cah Jomblo

Yen wayahe wulan Syawal kaya kiye inyong sebel bingit. Akeh undangan Nikahan. Pan arepe budhal mesti bingung golek barengan, karan isih jomblo kiye inyonge. Apa maning yen wes tekan papane resepsi kumpul karo sing sepuh sepuh. Mati kutu. Mesti ditakoni. "Kapan nyusul?" Inyong kan uuuisin. Ora duwe pacar kok ditakoni kaya kuwe. Kapan dinane wingi inyonge melu simbok takziah tonggo sebelah. Ketemu maneh sing sepuh sepuh wingi kae. Inyong sok akrab tuli gantian takon simbahe kuwi. "Mbah. Kapan nyusul?" Lha kok inyong ditabok sandal. Apa salahe inyong gentiyan takon si?

DJ Ekky vs Nini Pelet


Sore itu jelang maghrib, DJ Ekky lagi menyiapkan modul2 utk pentas nanti malam. Karena mau mengusung tema Hallowen, niatnya mau pakai prolog efek suara Nini Pelet.

 "Nini Pelet, hihihihihihihi ..."
"Nini Pelet, hihihihihihihi ..."

Diulang ulang ala khas jockey sampai belasan kali. Tiba tiba muncul korsluiting pada terminal kabel di bawah mejanya, dan dari balik asap yg timbul itu muncullah sesosok nenek tua berwajah mengerikan dengan mata memerah yg melotot kepadanya. DJ Ekky keder dan bercucuran keringat dinginnya.

 "Hey ... udahan. Capek ketawa mulu lah." Gertak Nini Pelet ke DJ Ekky.

 "Ampun ni ... maafkan saya." DJ Ekky berlutut memohon ampun.

 "Ya sudah, sama sama cu. Minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir batin. Kosong kosong ya?" Jawab Nini Pelet sambil menghilang kembali