Kamis, 08 Januari 2015

The Dream of JIRO

Jiro, seorang remaja Jepang memiliki 2 orang adik. Mereka bertiga bukan dari kalangan keluarga berada, sehingga urusan uang sakunya pun harus dihemat betul.
Untuk mendapatkan bekal makan siangnya, mereka harus membantu menyiapkan sushi di warung sang ayah sebelum berangkat ke sekolah.
Agar uang sakunya cukup, mereka pun rela berjalan hampir 4 kilometer ke sekolah mereka. Tentu saja mereka saat itu belum punya sepeda. Dengan menyisihkan sebagian uang saku, mereka berharap pada tahun depan sudah bisa membeli sebuah sepeda yg bisa mereka naiki bertiga.
Pada suatu hari, ada sebuah baliho iklan yg besar yg dipasang di tepi jalan yg selalu mereka lalui pergi dan pulang sekolah. Sebuah iklan soft drink yg sangat menggoda, Coc* **la, di tengah musim panas yg cukup menyengat.
Mereka bertiga kemudian bersepakat utk membantu sang ayah di warung dari sepulang sekolah hingga petang demi mendapat tambahan uang saku, agar bisa membeli soft drink tsb. Biasanya mereka hanya membantu saat warung tsb menjelang tutup saja.
Jadilah mereka bertiga kemudian terlibat lebih jauh dalam produksi sushi di warung sang ayah. Dari mulai membeli bahan baku ikan segar di pelabuhan. Menata meja pesanan khusus. Mencetak leaflet promosi. Mengantar kotak pesanan. Dan tentu saja terlibat dalam proses masak yg rumit dan penuh seni khusus itu.
Singkat cerita, uang saku yg mereka harapkan pun terkumpul cukup utk membeli soft drink tsb. Sang ayah dan sang ibu pun mereka belikan juga. Dan saat makan malam, dengan bangganya mereka sajikan utk mereka sekeluarga. Sayang tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Karena kekurang tahuan mereka, sebelum membuka tutup soft drink tsb yang justru mereka kocok-kocok dulu dgn perkiraan agar tercampur dgn baik, ... Dan akhirnya "bruuuuuus" ... Sebagian besar soft drink itu tersembur tak terkendali dengan menimbulkan kepanikan bagi mereka sekeluarga.
Malam itu, suasana makan malam jadi begitu hening dan pilu, seakan sebuah acara pemakaman saja. Mereka bersedih akan kebodohan mereka. Mereka bersedih karena jerih payah mereka terbuang percuma begitu saja.
Namun sang ayah dan sang ibu segera menghibur mereka kembali, menjanjikan mereka boleh terus membantu di warung dengan imbalan uang saku yg ditambah sedikit.
Dari satu kisah pilu tsb, tahukah Anda apa yg terjadi kemudian kpd Jiro dan adik-adiknya? Dari pengalaman mereka membantu di warung sushi sang ayah, sekarang Jiro dan adik-adiknya menjadi the best chef sushi yg paling disegani di Jepang. Warung kecil mereka (berbintang tiga) di sebuah stasiun kereta api menjadi destinasi utama buruan para penggemar kuliner sushi, di antaranya adalah PM Norick Abe dan presiden Obama. Silakan mampir di Sukiyabashi Jiro (すきやばし次郎) bilamana Anda singgah di stasiun Ginza, Tokyo.
(Dari film dokumenter "the Dream of Jiro")