Rabu, 28 Januari 2015

Sate Blora Yang Enak dan Unik

Kawanku mungkin sudah cukup familiar dengan sate Blora kan ya? Terutama yang singgah di resto atau rumah makan penyaji menu sate Blora di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja maupun Medan. Bumbu kacangnya yang lembut jika dibandingkan dengan sate Madura adalah satu ciri khasnya.

Namun untuk sate Blora yang di kota aslinya di Blora? Yuuuk, kita kenali lebih jauh yuk!

Kabupaten Blora adalah sebuah kota kabupaten kecil yang berjarak sekitar 127 km ke sebelah timur dari Semarang. Terletak di sisi bagian timur dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur

Untuk menuju ke Kabupaten Blora ini dapat ditempuh melalui Kabupaten Rembang dari sisi utara, Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) dari sebelah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) dari sebelah selatan, serta Kabupaten Grobogan dari sebelah barat.

Kecuali yang jalur Ngawi yang masih harus menggunakan kendaraan pribadi, dari ketiga arah yang lain sudah dapat juga ditempuh dengan mengendarai bus.

Moda transportasi lainnya selain mobil/motor adalah dengan kereta api. Untuk jalur kereta api dapat diakses dari rel kereta jalur utara dengan titik kedatangan dan pemberangkatan dari Stasiun Cepu untuk kelas Eksekutif dan ekonomi, atau juga di Stasiun Randublatung untuk yang kelas ekonomi.

Untuk akses udara sebenarnya sudah tersedia pula bandara udara di Ngloram Cepu, namun belum bersifat komersil untuk penerbangan reguler. Hanya pesawat atau heli carteran yang turun atau naik dari bandara tersebut. Itupun biasanya dilayani hanya dari Bandara Juanda Surabaya.

Kabupaten Blora telah menempatkan sate sebagai salah satu kuliner andalannya, dengan penempatan tugu patung penjual sate lengkap dengan angkringannya di batas kota sebelah barat, tepatnya di desa Gaga'an kecamatan Kunduran yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan. Tugu atau patung yang sama juga menjadi ciri khas dari anjungan Kabupaten Blora di Taman Mini PRPP Jawa Tengah di Semarang. Maka jadilah kota Blora sebagai pemilik julukan kota Sate di Jawa Tengah.


Sumber : Wikipedia
Buat kawan yang pengin tahu bedanya sate BLORA dengan sate daerah lainnya, boleh dicermati dari tampilan ini dulu ya



Sate di Blora ada 3 macam, yaitu sate daging ayam, sate daging kambing dan sate daging sapi. Umumnya, ketiga-tiganya sate ini buka lapak saling bersebelahan, sehingga kalo kita datang berombongan tidak jadi masalah jika kita duduknya ngumpul di satu tempat, karena bisa saling pesan ke lapak di sebelahnya. Hmmm .. udah ketemu yang uniknya duluan kan?

Masing-masing lapak biasanya terdiri dari satu angkringan tempat mbakar sate yang dikupeng/dikepung dengan meja-meja kecil rendah tempat kita makan. Begitu kita pesan untuk makan di tempat, kita akan disajikan sepiring nasi (plus bawang goreng jika mau), sepiring bumbu sate (kacang untuk ayam, sambel kecap untuk kambing), juga tambahan semangkuk kuah opor/kuah kari khusus utk sate sapi. Irisan cabe dan bawang merah serta jeruk nipis diletakkan dalam piring kecil terpisah. Kalau sate kambing ditambah lalapan irisan tomat dan selada. Masing-masing konsumen bias meracik bumbunya sesuai selera.

Buat yg suka lontong, tersedia juga selain nasi untuk makanan pokoknya. Dan bagi yg pengin pakai daun jati untuk alas makannya, biasanya untuk penikmat sate sapi, pincuk daun jati dengan taburan kecambahnya tersedia juga lho. Dilengkapi pula dengan kuah opor untuk menu sate sapi tersebut. Untuk konsumen sate ayam atau sate kambing jikalau menginginkan disajikan hal yang sama tinggal bilang saja ya, nggak usah malu-malu. Pincuk daun jati ini memang memberikan nuansa dan cita rasa yang unik dan menambah kelezatan masakannya.

Oiya ... buat yg belum memesan pasti berapa tusuk satenya, hati-hati lho kalo kena "jebakan batman" seperti saya. Penyajian untuk sate Blora juga memiliki keunikannya tersendiri. Di masing-masing meja kecil tempat kita makan disediakan satu piring kosong, biasanya piring seng, untuk menaruh sate yg barusan dibakar si pedagang utk pengunjung yg makan dari meja tsb. Kita bebas ambil sesuka kita. Satu tusuk dua tusuk boleh, ... sampai 60 tusuk seperti pengalaman kami dulu juga boleh, hahahahaha, ... Jangan khawatir nggak kebagian atau jangan sampai berebut, karena pedagang satenya akan terus membakar dan mengisi kembali piring-piring khusus sate tersebut. Di akhir nantinya si pedagang akan menghitung jumlah sujen/tusuk sate yang telah kita konsumsi dari piring kita masing-masing. Jangan sampai sujennya ilang atau dibawa pulang lho ya, kasian kan mereka nantinya.

Walaupun untuk sate ayam dan sate sapinya sama-sama memakai bumbu kacang, namun kalau dibandingkan dengan sate Madura atau sate Ponorogo bumbu kacang untuk sate Blora ini jauh lebih lembut … katanya prose penggilingannya memang berulang-ulang sehingga kacangnya tergiling lebih lembut.

Kelembutan bumbu kacangnya dan kuah opornya inilah yang kemudian menjadi salah satu ciri khas atau keunikan dari sate blora … sehingga tersajikan sebagai menu sate andalan di kota-kota besar seperti Ibukota Jakarta dan sekitarnya .. seperti di resto sate Senayan, … maupun kota besar lainnya  seperti Medan, Jogja, Bandung bahkan Cirebon … meskipun cara penyajiannya sudah tidak seperti di lapak aslinya yang lebih dekat dan akrab dengan pembakar satenya, hehehehe … silakan dicek saja di google, kalua mencari sate blora justru situs yang paling banyak muncul adalah sate Blora yang resto-nya ada di Jakarta.

Nhaaaaa … sekarang ke mana nih TKP yang harus dicek untuk pembuktian kelezatan sate Blora yang enak ini? Jangan khawatir … hampir semua pedagang yang buka lapak sate selalu menyajikan yang enak-enak buat kawanku semua. Boleh di check di berikut ini ya …

1. Sate Pak Kadirun, di Jalan Gunung Sumbing. Menyajikan sate ayam yang lezat, komplit dengan pincuk daun jatinya.

2. Sate Pak Teguh, di Jalan Pemuda. Juga menyajikan sate ayam.

3. Sate Pak Daman, di Jalan Sindoro maupun di Gunung Sumbing. Menyajikan sate ayam dan sate sapi.

4. Sate Sapi Kangen Roso milik Pak Ji, juga berada di jalan SUmbing. bersebelahan dengan sate pak Kadirun, pak Daman maupun Pak teguh di ujung jalannya.

5. Pujasera Koplakan atau Gajah Mas di sebelah selatan alun-alun kota Blora, bersebelahan dengan Pasar Besar Blora.

6. Pujasera Depot Gajah di sebelah timur alun-alun kota Blora.

7. Sate Sapi Semeru di Jalan Tentara Pelajar.

8. Sate ayam pak Djumadi di Jalan Mr. Iskandar.

9. Sate ayam Pak Tanjung di jalan Sindoro.

10. Dan masiiiiiiih buuuanyak lagi. Enak-enak lhooo


Selain terkenal dengan satenya yang pasti mak nyuuuus, Blora juga terkenal dengan LONTONG TAHU dan TAHU TELUR-nya. Biasanya juga buka lapak di sebelah lapak pedagang sate ini pula.

Kalau kebetulan Kawanku mampir ke salah satu Pujasera di kota Blora ini pada jam-jam tertentu ... antara jam 5-6 sore ... bakal ketemu kejadian unik adanya pergantian shift bagi pedagangnya. Karena di beberapa pujasera, satu lapak bisa digunakan oleh dua pedagang. Yang satu buka dari pagi sampai sore. Yang lainnya buka dari sore sampai tengah malam. Dan hebatnya, mereka semua akur lho. Bahkan alat makan, dan sarana warungnya pun di-share juga. Cuman papan namanya yang diganti dengan cara dibalik. Kalau pedagang yang pagi belum rampung melayani kita, bisa diteruskan oleh pedagang yang sore. Pembayarannya juga bisa dititipkan ke pedagang yang sore tadi. 

Unik kan ya?