Kamis, 08 Januari 2015

Setan OCD


"Srek ... Srek ... Srek."

Bulu kuduk Mas Joko seketika berdiri demi mendengar suara sapu lidi itu.
Jam di dinding sudah menunjuk 12 malam lewat, karena belum lama satpam yang berjaga di pos pojok perumahan itu membunyikan loncengnya 12 kali. Tetapi dari luar rumahnya sekali lagi terdengar suara orang menyapu halaman.

"Srek ... Srek ... Srek ... Srek".

Sudah malam kali ketiga ini mas Joko mendengarnya. Lingkungan perumahan dinas di pabrik gula tempat mas Joko ini memang lumayan serem buat yang nyalinya cuman setengah-setengah seperti dirinya. Bangunannya besar-besar, walaupun ada yang model dua rumah terkopel jadi satu dinding, namun tetap saja bangunan ex kolonial Belanda ini menebar aura seram. Halamannya luas. Pohonnya pun besar-besar, sehingga lampu penerangannya yang sebenarnya sudah dipasang berderet-deret pun tampak temaram saja.

Apalagi jaman sekarang mindah sekolahan buat anak usia SMP/SMA susahnya amit amit, nyaris seluruh rumah itu tak berpenghuni. Kalaupun ada, ya cuman si bapak saja yg ada krn lagi ga sempat pulang.

Belum lagi suara-suara hewan yang sangat jelas terdengar, semacam burung hantu (kukuk beluk maupun dares), burung pungguk yg bercuit panjang, ataupun suara daun cemara pecut yang tertiup angin sehingga menciptakan suara angin puyuh.

Dan kemudian terdengar lagi suara

"srek ... Srek ... Srek"

yang masih tiada henti dari sebelah rumahnya. Suaranya makin jelas dan semakin mendekat ke arah jendela kamar mas Joko.

Keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahi dan tengkuk mas Joko. Matanya hanya menatap kaku ke arah jendela kamarnya. Yang terbayang di otaknya adalah satu sosok mengerikan yang bakal menembus jendela itu, menjulurkan tangan hitamnya yang berkuku tajam ke leher mas Joko, mencekiknya atau bahkan dengan gigi taring yang panjang menghisap darah dari lehernya. Wajah Mas Joko makin pucat, ketika suara itu makin dekat dan semakin dekat.

Tiba-tiba saja suara "srek srek srek" sapu lidi itu terhenti, ditimpali suara batuk kecil dan suara orang berdehem, yang menyapu pikiran kalut mas Joko seketika.

Mas Joko kenal betul dengan suara dehem itu. Itu deheman pak Indra, tetangga sebelahnya yang kerja di bagian Keuangan.Ketakutannya berangsur lenyap, digantikan rasa penasaran utk melongok ke luar jendela, ingin memastikan betulkah itu suara pak Indra ataukah suara setan yang ditakutinya tadi.

Jendela dibukanya dengan tergesa-gesa, sehingga mengagetkan sesosok orang yang ada di seberang halaman.

"Biyuuuuuh, kaget aku Jok! Belum tidur to?" Pak Indra berkata.

"Sakjane sudah merem, pak. Lha kok dengar suara orang nyapu, sampek mengkorok tengkukku. Jebule sampeyan to!"

"Oaalaaaah, dipersori ya Jok! Tinimbang gak iso turu iki mau. Aku teruskan nyapu halaman sekalian."

"Lha kenapa kok nyapu halaman malam-malam begini, pak Indra?"

"Oooo, itu gara-gara OCD, Jok! Aku kan diet cuman makan waktu siang tok. Lah kalo malam begini sekarang sering kelaparan ndak bisa tidur. Di dalam rumah sudah rampung aku sapu dan aku pel sekalian. Sekarang lanjut ke halaman. Gitu!"

"Yuuuuuung, jebule setan OCD to iki mau. Tiwas aku meh semaput."

hmuuuuehehehehehehe