"Jika anak Adam mempunyai dua telaga dari emas, pasti ia ingin
memiliki tiga telaga. Dan tidak puas perutnya kecuali bila ditimbun
dengan tanah atau mati." (HR Bukhari dan Muslim)
Orang
kaya atau pejabat bergaya hidup mewah sudah menjadi hal biasa bagi
masyarakat. Bahkan ada buruh atau pegawai level bawah memakai mobil
mahal saat bekerja, pun sudah nyaris menjadi hal yang biasa.
Namun
tidak demikian halnya dengan NIDZAM AL MAHMUDI, seorang milliarder, ia
tetap tinggal di perkampungan dalam sebuah rumah kecil nan sederhana.
Selain penduduk kampung itu sendiri, mungkin tidak ada yang tahu jika ia
pengusaha sukses dengan bisnis yang menggurita. Uniknya, secara kasat
mata pula, tingkat kemapanan ekonomi para buruhnya seakan lebih tinggi
ketimbang dirinya.
Suatu ketika anaknya bertanya, "Mengapa ayah tidak membangun rumah mewah, sementara ayah mampu melakukannya?"
dengan senyum Nidzam menjelaskan :
"Anakku,
betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan hanya tempat untuk
duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi
penghuninya. Seharian ia mengurung diri menikmati keindahan istananya.
Ia terlepas dari masyarakat. Dan ia juga terlepas dari alam bebas yang
indah ini. Akibatnya, ia kurang bersyukur kepada Allah."
"Dengan
menempati sebuah rumah kecil, saat kalian menjadi dewasa maka kalian
ingin segera memisahkan diri dari ayah dan ibu, supaya dapat menghuni
rumah yang lebih leluasa."
"Kami dulu hanya berdua,
ayah dan ibumu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah kalian semua
berumah tangga. Jika ayah dan ibumu menempati rumah yang besar, bukankah
kelengangannya akan lebih terasa dan menyiksa?"
"Jika
ayah membangun istana, biaya yg besar untuk membangunnya cukup untuk
membangun rumah-rumah sederhana untuk tempat tinggal. Berapa banyak
orang miskin yang akan terangkat martabatnya? Ingatlah anakku ... Dunia
ini disediakan Allah untuk segenap makhluk-Nya dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup semua penghuninya. Akan tetapi, dunia ini akan menjadi
sempit, kecil dan tidak akan pernah cukup untuk memuaskan seorang
keturunan Adam yang rakus."
Ditulis kembali dari : Lentera Qalbu, majalah Bilyatimi edisi 169 - Mei 2014