Beberapa hari ini cuaca siang hari di kota Madinah sangat panasnya.
Hampir semua orang tak ada yang keluar rumah, saking teriknya sinar
mentari. Belum lagi angin yang kerap bertiup kencang membawa debu
bergulung-gulung.
Namun pada siang itu, Utsman bin Affan
RA melihat samar-samar dalam kabut debu satu sosok lelaki tinggi besar
yang berjalan terhuyung-huyung di tengah
jalan di kota di sekitar sumur yang tampak dari rumahnya. Kelihatannya
lelaki itu kepayahan berjalan dalam tiupan angin yg kencang dg banyak
debu beterbangan itu. Maka Utsman pun memanggil lelaki tsb untuk
berteduh beristirahat sebentar di rumahnya.
Alangkah
terkejutnya Utsman demi mengetahui kemudian setelah lelaki tsb sampai
di rumahnya, ternyata lelaki itu Amirul Mukminin Umar ibn Khattab RA.
"Wahai Amirul Mukminin, apa yg tengah kau lakukan di luar rumah di siang yang ganas seperti ini?"
"Aku
tadi diberitahu tetanggaku, bahwa pagar kandang ternak milik anak-anak
yatim itu roboh tertiup angin, dan beberapa ekor ternak lepas karena
ketakutan. Untunglah berhasil aku tangkap kembali."
"Masya
Allah! Apa tidak bisa kau utus sahabat yg lain untuk mengerjakannya,
shg bukan kau sendiri sang Amirul Mukminin yg harus bersusah payah di
terik siang ini?"
"Wahai Utsman! Justru karena akulah
Amirul Mukminin. Dan anak-anak yatim itu adalah tanggung jawabku,
demikian pula harta mereka. Maka akulah sendiri yg harus mengamankannya.
Apakah dg aku memerintahkan orang lain, maka ada yg nanti mau juga
menggantikan aku saat Allah meminta tanggung jawabku kelak di akhirat?"
Selesai
berpamitan, Umar ibn Khattab melanjutkan perjalanannya mengurus ternak - ternak tsb. Utsman bin Affan hanya dapat memandangi kepergian sang
Amirul Mukminin dg berlinang air mata haru, dengan terus berdzikir
mendoakan keselamatan dan kesehatan Umar bin Khattab RA, sang Amirul
Mukminin.