Ini cerita gugon tuhon yang belum tentu salahnya namun juga belum tentu
pastinya, karena nggak mungkin si empunya cerita di sini yang
menceritakan kembali pengalamannya di alam kubur. Namun buat bekal hidup
apalah ruginya kalo tidak sekedar dilewatkan dibaca.
Suatu hari, setelah selesainya acara pemakamannya dan ketika sanak keluarga handai taulannya
sudah meninggalkan tanah pekuburan, wak haji Fulan mulai merasa
kesepian. Tempatnya tinggal saat itu serasa berada di lembah pinggir
sungai yang basah lembab dan gelap berlumut. Alih alih terdengar suara
gemericik air, tak lama kemudian justru terdengar suara gemericik ...
tapi suara gemericiknya beratus-ratus ekor ular derik.Ciut benar nyali
wak haji Fulan saat itu. Jangankan ratusan, melihat seekor ular kecil
saja bisa jatuh pingsan dia.
Sesaat dari arah belakang muncullah ratusan ekor ular tersebut.
Herannya ular-ular derik kecil ini bukannya menggigit atau menyerangnya,
namun hanya lewat saja seolah tak mengetahui adanya wak haji Fulan yang
sudah diam membeku saking ketakutannya. Ular-ular itu terus maju ke
depan menjauhi wak haji ... tapi ... tak lama kemudian mereka bertempur
dengan seekor ular kobra raksasa di depannya. Semenit saja ratusan ular
derik tadi amblas dilahap oleh kobra raksasa tadi. Selesai dengan
ular-ular kecil tadi, si kobra raksasa merayap mendekati wak Haji.
"Heee wak Haji, tahukah kau siapa aku?" tanya si kobra raksasa kepada wak Haji
karena tak bisa menjawabnya, wak haji cuma menggeleng-geleng lemah tanda tak tahu.
"Ketahuilah, aku ini wujud amal-amal burukmu di dunia yang akan
menghukummu di alam kubur ini sebelum Munkar dan Nakir tiba di sini. Dan
ular2 kecil tadi itulah amalan2 kecilmu di dunia yang sejatinya harus
bisa menolongmu. Hahahaha ... tapi mereka sudah habis kumakan semua.
Siapa yang akan menjadi penolongmu sekarang?"
Selesai berkata, si kobra raksasa segera bergerak untuk melahap wak
Haji. Untung saja sebelum si kobra sampai menyentuh badan wak haji,
berlompatan puluhan ular kecil dari belakang badan wak haji.
"Hei, siapa kalian berani menggangguku menghukum orang tua sialan ini?" tanya si kobra raksasa
Salah satu ular menjawab "Aku ini lanjutan amalnya wak haji ke
tetangganya. Suatu hari dia memberi uang sedekah ke tetangganya yang
sedang bersalin. Hanya 5000 rupiah memang, tapi genaplah biaya
persalinannya menjadi 200rb. Dan anak yang terlahir tsb sekarang menjadi
anak yg shaleh, menjadi guru mengaji. Ilmunya bermanfaat bagi orang
lain"
Seekor ular yang lain menjawab "Aku ini wujud amal wak haji yang
menyumbang 20rb untuk pembangunan teras mushola di kampungnya. Dengan
teras itu, sekarang jamaah di mushola itu bisa bertambah 2 shaf"
Seekor ular yang lain menjawab "Suatu pagi wak Haji menunjukkan
jalan bagi seorang musafir yang sedang menuju ke seorang tuan Guru.
Orang itu pun sekarang menjadi guru muda, menyebarkan ilmu bagi orang2
di kampungnya"
Demikian berulang-ulang datang ular-ular kecil yang lain dan
menjawab sesuai amal sedekah wak haji yang tak disadarinya selama ini.
Akhirnya datanglah malaikat Munkar dan Nakir, dan si kobra pun pergi
karena telah habis waktunya untuk menghukum wak haji. Dan ular2 kecil
itupun masuk kembali ke liang2nya, bersiap meniolong wak haji jika
nantinya didatangi si kobra lagi.
Tersenyumlah wak haji karena untuk sesaat terselamatkan dari ancaman
si kobra. Sekarang tinggal urusannya dengan 2 malaikat yang barusan
datang ini.
Dituliskan ulang,
Watutulis, pagi yg cerah di 30 Nop '13