Sudah demikian, begitu dengar Susi dimutasi ke kota yang jauh, eh pacarnya bukannya kasih support malahan memutuskannya .. Ternyata dah punya ganti, teman kantor si Susi sendiri yg bernama si Yanti. Dan si Yanti ini pula yg sekarang menduduki posisi Susi.
Disingkirkan, dikhianati dan dicampakkan .. Serasa gelap sekali
hidup Susi. Tak ada asa, tak ada guna hidup ini, pengin mati saja deh
rasanya.
Saking kalut dan galaunya, ketika sampai di apartemennya yg berlantai 8, Susi nekat terjun dari puncak gedung itu.
Ketika melintasi kamar di lantai 8, sekilas dilihatnya si Andra
banci kaleng yg sedang berhias buat "mangkal" nanti malam. "Ya Gusti,
ternyata masih ada yg lbh sengsara hidupnya daripada diriku ini!" Jerit
Susi dalam batinnya.
Ketika melintasi kamar di lantai 6, sekilas dilihatnya suami istri
yg sedang sengit bertengkar sampai saling pukul. "Ya Gusti, ternyata
masih ada yg lbh sengsara hidupnya daripada diriku ini!" Jerit Susi
sekali lagi dalam batinnya.
Ketika melintasi kamar di lantai 4, sekilas dilihatnya seorang nenek
yang tinggal sendiri. Susi mengenalnya, dan Susi tahu bahwa anak cucu
ataupun keluarga nenek itu telah bertahun-tahun tak pernah menengoknya.
"Ya Gusti, ternyata masih ada yg lbh sengsara hidupnya daripada diriku
ini!" Jerit terakhir Susi dalam batinnya.
Susi menyesal telah mudah berputus asa sore ini, Susi menyesal telah
tak bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah diberikan padanya,
Susi menyesal telah melompat dari atas gedung apartemennya ini.
It's a beautifull life!
Jangan sia-siakan dengan segala putus asamu ya? Karena sesungguhnya Allah sangat murka kepada orang-orang yg berputus asa
Diceritakan dan diceritakan kembali,
Gak bosen-bosen menceritakan tentang ini, hehehehehe
Pagi nan cerah, dengan senyum di bibir pemilik mobil merah, hahahaha
Watutulis, 19 Desember 2013