Minggu, 15 Maret 2015

Sanggupkah Kita Membalas Cinta Kasih Rasulullah SAW?

Pagi itu walaupun langit telah menguning, namun burung-burung gurun masih enggan mengepakkan sayapnya.. 

Dan pagi itu pula Rasulullah dengan suara yang terbatas memberikan khutbah terakhirnya.. :

" Wahai Ummatku ... kita semua berada dalam Kekuasaan dan cinta kasih Allah, maka Ta'at dan Tawakal-lah kepada-NYA ... 
dan "kuwariskan" dua perkara kepada kalian yaitu Al Qur'an dan Sunnah-ku.. Barang siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintai aku akan memasuki Syurga bersama-sama denganku.."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang penuh minat menatap satu-persatu Para Sahabat-Sahabatnya ... 
Abu Bakar membalas menatap Mata Rasulullah dengan berkaca-kaca ... Sayyidina 'Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya ... Sayyidina 'Utsman menghela nafas Panjang-panjang ... 
Sayyidina 'Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam ...
Mereka tahu isyarat itu telah datang,, dan saatnya telah tiba..

" Rasulullah akan meninggalkan kita semua,," keluh Para Sahabat pada waktu itu. Manusia Mulia itu hampir selesai menunaikan Tugasnya di Dunia. Dan tanda-tanda itu semakin kuat dirasakan oleh Para Sahabat.

Sayyidina 'Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap tangan dan badan Rasulullah yang Lemah dan Goyah ketika turun dari Mimbar. Dan lalu mereka membawa Rasulullah SAW pulang ke rumahnya .. Di kamar ibunda Aisyah ra 


Matahari kian tinggi, tetapi Rumah Rasulullah masih tertutup ...

Dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam dan minta ijin menziarahi Rasulullah SAW.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah,, ayahku sedang demam..",, kata Fatimah yang segera membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

" Siapakah itu wahai anakku..? " tanya Rasulullah.
" Tak tahulah ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,.. " tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

" Ketahuilah,, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut.." kata Rasulullah SAW

Fatimah pun menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya menahan ledakan tangisnya.. 

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kepada Malaikat 'Izrail kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit ke-2, untuk menyambut Ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini..

" Jibril ... jelaskan apa Hak ku nanti di hadapan Allah? " tanya Rasululllah.

" Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.."
" Semua pintu syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu.." kata Jibril.. 

Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega,, matanya masih tampak penuh kecemasan..

" Engkau tidak senang mendengar khabar ini Wahai Rasulullah..? " tanya Jibril lagi.

" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak.? " jawab Rasullulah..

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku" ... "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya" kata Jibril.. 

Detik-detik semakin dekat,, saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

" Jibril ... betapa sakit sakaratul maut ini.." ucap Rasulullah..

Perlahan Rasulullah mengaduh.. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka..

" Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril..? "
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu...
" Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajalnya" Jawab Jibril..

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

" Ya Allah, dahsyat nian sakaratul maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,

Sayyidina 'Ali segera mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah SAW.. 

"Uushiikum bish shalati, wamaa malakat aimanuku"
( "Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.." )

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiiiii" 
("Umatku, umatku, umatkuuu" ) 

Dan, ... berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi Sinaran itu.

Kini,, mampukah kita mencintai Rasulullah SAW, ... seperti Beliau Mencintai KITA hingga di akhir hayatnya?

Bershalawat-lah, ..
ikuti dan tunaikan assunahnya ... Itulah sedikit bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim'alaihi 
~Subhanallah,, BETAPA CINTANYA RASULULLAH SAW KEPADA KITA.. ~

Semoga di Akhir Zaman nanti kita mendapatkan Syafa'atnya kelak..
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad.. Allahumma Rahmati Ummatu Rasulullah.. Aamiin Allahumma Aamiin