Rabu, 17 Oktober 2018

HIPOKRIT ... Salah Satu Sifat Negatif Bangsa Indonesia

Bagi Mochtar Lubis, seorang wartawan sekaligus sastrawan yang telah menjumpai kehidupan di masa penjajahan (kolonialisme Belanda dan pendudukan Jepang di era 1922-1945) maupun masa kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1945, hingga tutup usianya di tahun 2004, ... keberaneka ragaman suku dan etnis yang hidup di Indonesia, dengan berbagai macam sifat, perilaku dan kultur khasnya masing-masing ... yang hingga saat ini mungkin masih juga menjadi PR panjang bagi para ilmuwan sosiologi maupun antropologi untuk dapat dipetakan mana yang unggul maupun yang buruknya .. ternyata dapat disarikan dalam telaah yang mudah dipahami dan selanjutnya dituangkan di dalam bukunya yang berjudul "Manusia Indonesia ( Sebuah Pertanggungjawaban ). Di dalam buku itu Mochtar Lubis memberikan gambaran tentang 11 sifat yang berpotensi negatif dari total 12 sifat khas Manusia Indonesia, di mana salah satu di antaranya adalah sifat HIPOKRIT.



Sebelumnya ... kita cari tahu dahulu apa yang dimaksud dengan hipokrit itu sendiri.

(1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna kata "hipokrit" adalah munafik atau orang yang suka berpura-pura.

(2). Dalam pandangan Murtadha Muthahari, hipokrit dimaknai sebagai sifat bermuka dua dan menampakkan dirinya secara berbeda dari keadaan yang sesungguhnya.

(3). Di dalam ajaran agama Islam, hipokrit digambarkan sebagai orang yang memiliki salah satu dari tiga hal berikut, yaitu apabila ia berbicara maka ia berdusta, apabila ia berjanji maka ia ingkar, dan apabila ia dipercayai maka ia berkhianat. 

(4). Menurut Amin Siahan, yang merupakan salah seorang kompasianer, hipokritisme sosial sudah ada jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah negara. Pada zaman kerajaan, kaum birokrat berusaha memberikan pujian ataupun berita yang menyenangkan raja. Imbalannya adalah berupa jabatan atau kekayaan yang diberikan raja. Dan hal ini adalah contoh konkrit dari prinsip ABS yang disampaikan oleh Mochtar Lubis. Ternyata, Hipokritisme sosial ini masih berlanjut beriringan dengan sistem yang semakin berkembang. Ketika Nusantara dikuasai VOC (1602-1799) perilaku hipokrit juga terjadi. Yaitu melalui praktek-praktek korupsi secara masif sehingga mengakibatkan kongsi dagang ini bubar.


(5). Oleh Mochtar Lubis sendiri disebutkan sebagai orang yang mempunyai penampilan yang berbeda di depan dan belakangnya.  Sifat  ini  muncul karena sejak lama  manusia  Indonesia mengalami  penindasan  sehingga tidak mampu untuk  mengungkapkan  apa sebenarnya yang dikehendakinya, dan sesuai dengan hati nuraninya.



Lalu mengapa muncul sifat Hipokrit pada Manusia Indonesia dan apa yang harus kita lakukan agar terhindar dari sifat Hipokrit ini?

Meskipun pemahamannya begitu gamblang ... namun celakanya sekarang ini sifat hipokrit tidak lagi dipandang sebagai aib yang harus dihindari. Ia justru menjadi senjata untuk dapat "survive". Dan lebih celakanya lagi karena sudah menjadi kebiasaan dan kelaziman, akhirnya hipokrit ini pun berubah menjadi “budaya yang terlestarikan". Akan menjadi aneh jika kita tidak mengikuti polah tingkah hipokritnya manusia di sekitar kita. Kita akan dicap sebagai "alien" di tengah lingkungan masyarakat kita. Pola kerja asal bapak senang (ABS), menjilat, memuji-muji dengan maksud yang sama dengan ABS juga, lapor asal beres dan asal baik walau sejatinya belum tuntas, bilang ikhlas dan tidak apa-apa walau aslinya menggerutu di dalam hatinya, merupakan contoh-contoh pola hidup hipokrit yang terlazimkan di lingkungan Manusia Indonesia dari dulu hingga sekarang. Apalagi jika berhadapan dengan orang yang lebih berkuasa dan otoriter, jika tidak ikut menjadi hipokrit maka akan secepatnya pula ditendang keluar. Dan contoh nyatanya adalah dalam rekaman masa yang tercerminkan pada polah tingkah para tokoh di dunia politik. 

Keinginan untuk survive atau asal selamat, untuk mendapatkan jabatan atau kekuasaan, untuk diakui di dalam level golongan tertentu yang lebih bergengsi ... menjadi sumber alasan instant dalam melazimkan diri untuk turut serta menjadi seorang hipokrit.

Sebagai mana yang didefinisikan oleh Mochtar Lubis bahwa sifat ini muncul akibat ketidak mampuan (atau ketidak beranian) di dalam mengungkapkan isi hati sanubari atau apa yang sebenarnya dikehendaki, maka untuk mencegahnya harus ditumbuh kembangkanlah sifat anti hipokrit .. tidak di diri kita saja. namun juga bersama-sama keluarga kita sendiri maupun lingkungan kehidupan kita sendiri di tempat kerja, RT/RW/Kampung, ataupun komunitas.

Sebenarnya di dalam ajaran agama sudah diberikan way out-nya, yaitu untuk berani dan selalu  mengutamakan selalu jujur, tidak berkata dusta, walaupun kadang harus bertentangan dengan keinginan khalayak umum atau suara terbanyak. Menepati setiap janji yang telah disepakati, walaupun terkadang sulit pada momentum tertentu. Dan selalu menjaga amanah yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya, walau ada keterbatasan di dalam pelaksanaannya.


Bagaimana sikap kita kepada orang yang memiliki sifat hipokrit?



Sesungguhnya orang munafik lebih berbahaya, karena mereka tidak menampakkan permusuhan, mereka menampakkan keimanan dan persahabatan, padahal mereka benci, dengki dan selalu menyerang dari belakang secara pengecut.


Hendaklah kita berpaling dari mereka, jangan jadikan mereka sahabat atau teman dekat. Dan berilah mereka pelajaran, dan nasihat yang baik. Jangan dengan kekerasan, atau umpatan namun nasihatilah dengan hikmah dan bijaksana. Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka, hingga mereka bertaubat dari kemunafikan, hingga menjadi mukmin sejati.

Tidaklah rugi bagi Allah, dan hamba-hambaNya yang beriman terhadap tipu daya orang-orang munafik, melainkan tipu daya itu hanya kembali merugikan orang-orang munafik itu sendiri, dan itu tidak disadari oleh mereka.

أُولَـٰئِكَ ٱلَّذِينَ يَعْلَمُ ٱللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِىۤ أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً

"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka." (QS An Nisaa' : 63)

Ayo ... bersama-sama selamatkan Manusia Indonesia dari sifat negatif yang akan menguburnya suatu saat kelak.