Mencari destinasi wisata alam
yg super asyik di Blora bisa dibilang gampang-gampang susah. Gampangnya
karena lingkungan alam yang unik-unik di Blora memang lumayan banyak,
baik berupa alam hutan lindung, alam hutan produksi, batuan geologi
purba, tambang minyak tua, waduk, maupun goa-goanya.
Namun karena belum serius digarap oleh Pemda setempat, ataupun belum ada investor yg tertarik mengeksploitasinya, jangankan untuk mencapai tempat-tempat wisata tersebut, bahkan untuk sekedar tahu bahwa ada tempat wisata di situ pun jadi masalah tersendiri.
Sarana prasarana (khususnya akses jalan) dan informasi tempat2 tujuan wisata mesti jadi prioritas utama Pemda Blora. Syukur kalau bisa menggandeng biro-biro perjalanan dan hotel2 terdekat. Tentunya potensi wisata yg ada bisa lebih bernilai ekonomi bahkan menjadi pembuka lapangan pekerjaan yang sangat menjanjikan.
Waduk Tempuran di Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora sebagai misalnya. Lingkungan waduk yg masih asri karena berada di tengah-tengah lahan pertanian dan pedesaan, tentu akan sangat menggairahkan bagi sesiapa saja yg ingin merefresh semangat kerjanya. Kepenatan dari segala tugas pekerjaan atau studi bisa luntur segera bila sudah berada di sini. Panca indera dan raga seakan disegarkan kembali dengan pesona alamnya.
Infrastruktur yg ada pun cukup baik untuk membuat wisatawan tidak bosan datang dan datang kembali. Adanya sejumlah cafe yg menyediakan menu spesial masakan ikan waduk, sarana permainan air seperti becak air dan speed boat, tentu akan memancing sejumlah wisatawan domestik untuk terus datang ke waduk ini.
Namun demikian, masih cukup banyak catatan yg perlu mendapat perhatian kita bersama agar Waduk Tempuran semakin tinggi nilai jualnya.
1. Akses Jalan.
Pemda Blora memang sudah membenahi infrastruktur jalannya menjadi jalan aspal hotmix yg mulus, meski belum totalitas karena masih kurang lebar dan beda tinggi antara bahu jalan dengan badan jalan yg cukup curam, sehingga perlu kewaspadaan tersendiri bilamana ada dua mobil yg saling berpapasan. Kita (terkhusus sopirnya) tentu akan berpikir ulang jika kondisinya pas libur panjang dan ramai kunjungan. Harus berapa kali mobil-mobil harus berhenti untuk saling memberi kesempatan jalan. Apalagi di dua akses desa malah dipasang portal beton agar tidak dilalui mobil. Hmmmm, kalau akses masuknya saja dipersulit, apa ya mau orang utk balik kembali di kunjungan berikutnya?
2. Informasi
Pemda Blora, khususnya Dinas Pariwisata, bisa membuat leaflet-leaflet yg berisi petunjuk keunggulan potensi wisatanya, cara mencapai lokasinya (arah dan moda transportasinya), maupun biaya-biaya rata-ratanya. Leaflet ini bisa dititipkan ke hotel-hotel, biro perjalanan dan travel, maupun rumah-rumah makan. Lebih baik lagi jika sepanjang arah ke lokasi waduk disediakan papan penunjuk arah yg mudah dibaca. Sebagai contoh, akses masuk ke Waduk Tempuran maupun Kampung Bluron di sebelahnya, dapat diakses dari jalan raya Rembang-Blora (perempatan pasar Medang ke Timur) ataupun dari jalan Raya Cepu-Blora (perempatan Mapolres Blora di Seso ke utara), di dua perempatan ini dipasang papan penunjuk yg dapat dibaca dengan mudah dari kedua arah. Syukur jika ada gambar, maskot atau identitas lain yg dapat mewakilinya. Sehingga pengunjung dari luar daerah pun dapat dengan mudah menuju lokasi waduk.
3. Paket Wisata
Kata teman saya, apapun bisa dijual asalkan kita tahu apa saja yg diinginkan pembeli. Dan tampaknya, Pemda selaku the only one player di sini belum mengambil peran utamanya sebagai pedagang. Banyak pengunjung yg musti "berjuang sendiri" untuk merangkum paket jalan-jalannya. Oleh karena itu, membuat paket-paket wisata inipun bisa jadi solusi tersendiri dari pemasaran potensi wisata maupun barang-barang produksi lokalnya. Misalnya saja, warga di sekitar jalan masuk ke lokasi waduk digerakkan utk membuka stand cindera mata berupa batik khas Blora, kerajinan dari kayu, tembikar, oleh2 makanan, dsb. Dengan demikian mereka tidak perlu "wira-wiri" ke sumber barang oleh2 yg saat ini letaknya masih saling berjauhan. Apalagi jika info paket wisata ini sudah menyebar luas melalui blog-blog maupun sosmed, bahkan sudah tergandeng oleh situs travel dan wisata semacam Traveloka, Agoda, dsb.
Untuk sementara, saya pribadi hanya bisa acung dua jempol untuk Waduk Tempuran ini. Semoga semakin bisa berbenah dan kapan-kapan saya bisa acung jempol lima di kunjungan berikutnya, hehehehe
sebagai warga Blora, yuk kita bantu sebar luaskan informasi tempat-tempat wisata yg kita miliki ... khususnya Waduk Tempuran ini.
Blora, 4 Januari 2015
Namun karena belum serius digarap oleh Pemda setempat, ataupun belum ada investor yg tertarik mengeksploitasinya, jangankan untuk mencapai tempat-tempat wisata tersebut, bahkan untuk sekedar tahu bahwa ada tempat wisata di situ pun jadi masalah tersendiri.
Sarana prasarana (khususnya akses jalan) dan informasi tempat2 tujuan wisata mesti jadi prioritas utama Pemda Blora. Syukur kalau bisa menggandeng biro-biro perjalanan dan hotel2 terdekat. Tentunya potensi wisata yg ada bisa lebih bernilai ekonomi bahkan menjadi pembuka lapangan pekerjaan yang sangat menjanjikan.
Waduk Tempuran di Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora sebagai misalnya. Lingkungan waduk yg masih asri karena berada di tengah-tengah lahan pertanian dan pedesaan, tentu akan sangat menggairahkan bagi sesiapa saja yg ingin merefresh semangat kerjanya. Kepenatan dari segala tugas pekerjaan atau studi bisa luntur segera bila sudah berada di sini. Panca indera dan raga seakan disegarkan kembali dengan pesona alamnya.
Infrastruktur yg ada pun cukup baik untuk membuat wisatawan tidak bosan datang dan datang kembali. Adanya sejumlah cafe yg menyediakan menu spesial masakan ikan waduk, sarana permainan air seperti becak air dan speed boat, tentu akan memancing sejumlah wisatawan domestik untuk terus datang ke waduk ini.
Namun demikian, masih cukup banyak catatan yg perlu mendapat perhatian kita bersama agar Waduk Tempuran semakin tinggi nilai jualnya.
1. Akses Jalan.
Pemda Blora memang sudah membenahi infrastruktur jalannya menjadi jalan aspal hotmix yg mulus, meski belum totalitas karena masih kurang lebar dan beda tinggi antara bahu jalan dengan badan jalan yg cukup curam, sehingga perlu kewaspadaan tersendiri bilamana ada dua mobil yg saling berpapasan. Kita (terkhusus sopirnya) tentu akan berpikir ulang jika kondisinya pas libur panjang dan ramai kunjungan. Harus berapa kali mobil-mobil harus berhenti untuk saling memberi kesempatan jalan. Apalagi di dua akses desa malah dipasang portal beton agar tidak dilalui mobil. Hmmmm, kalau akses masuknya saja dipersulit, apa ya mau orang utk balik kembali di kunjungan berikutnya?
2. Informasi
Pemda Blora, khususnya Dinas Pariwisata, bisa membuat leaflet-leaflet yg berisi petunjuk keunggulan potensi wisatanya, cara mencapai lokasinya (arah dan moda transportasinya), maupun biaya-biaya rata-ratanya. Leaflet ini bisa dititipkan ke hotel-hotel, biro perjalanan dan travel, maupun rumah-rumah makan. Lebih baik lagi jika sepanjang arah ke lokasi waduk disediakan papan penunjuk arah yg mudah dibaca. Sebagai contoh, akses masuk ke Waduk Tempuran maupun Kampung Bluron di sebelahnya, dapat diakses dari jalan raya Rembang-Blora (perempatan pasar Medang ke Timur) ataupun dari jalan Raya Cepu-Blora (perempatan Mapolres Blora di Seso ke utara), di dua perempatan ini dipasang papan penunjuk yg dapat dibaca dengan mudah dari kedua arah. Syukur jika ada gambar, maskot atau identitas lain yg dapat mewakilinya. Sehingga pengunjung dari luar daerah pun dapat dengan mudah menuju lokasi waduk.
3. Paket Wisata
Kata teman saya, apapun bisa dijual asalkan kita tahu apa saja yg diinginkan pembeli. Dan tampaknya, Pemda selaku the only one player di sini belum mengambil peran utamanya sebagai pedagang. Banyak pengunjung yg musti "berjuang sendiri" untuk merangkum paket jalan-jalannya. Oleh karena itu, membuat paket-paket wisata inipun bisa jadi solusi tersendiri dari pemasaran potensi wisata maupun barang-barang produksi lokalnya. Misalnya saja, warga di sekitar jalan masuk ke lokasi waduk digerakkan utk membuka stand cindera mata berupa batik khas Blora, kerajinan dari kayu, tembikar, oleh2 makanan, dsb. Dengan demikian mereka tidak perlu "wira-wiri" ke sumber barang oleh2 yg saat ini letaknya masih saling berjauhan. Apalagi jika info paket wisata ini sudah menyebar luas melalui blog-blog maupun sosmed, bahkan sudah tergandeng oleh situs travel dan wisata semacam Traveloka, Agoda, dsb.
Untuk sementara, saya pribadi hanya bisa acung dua jempol untuk Waduk Tempuran ini. Semoga semakin bisa berbenah dan kapan-kapan saya bisa acung jempol lima di kunjungan berikutnya, hehehehe
sebagai warga Blora, yuk kita bantu sebar luaskan informasi tempat-tempat wisata yg kita miliki ... khususnya Waduk Tempuran ini.
Blora, 4 Januari 2015