Dari Abdullah bin Habib, dari Abu 'Abdurrahman As Sulami
dari Ali Alaihis Salam bahwa :
"Kami pernah berada di pemakaman Baqi Gharqad bersama
Rasulullah SAW. Beliau kemudian mendekat dan duduk sambil membawa sebatang
tongkat. Beliau kemudian membuat garis dengan tongkatnya seranya mengangkat
kepala, beliau bersabda,
"Tidak seorang pun di antara kalian kecuali Allah telah
menentukan tempatnya; di neraka atau di surga. Dan tidak seorang pun dari
kalian kecuali Allah telah menentukan apakah ia menjadi bahagia atau
sengsara."
Seorang laki-laki lalu bertanya, "Tidakkah sebaiknya
jika kita berdiam diri saja mengikuti apa yang telah digariskan oleh taqdir
kita dan meninggalkan untuk beramal? Jika ia termasuk orang yang digariskan
mendapat kebahagiaan, maka ia akan bahagia. Dan jika ia termasuk orang yang
digariskan mendapat kesengsaraan, maka ia akan sengsara."
Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian tetap
beramal. Setiap orang akan diberi kemudahan (untuk meniti taqdirnya). Orang
yang ditaqdirkan untuk bahagia, maka ia akan dimudahkan untuk mendapatkan
kebahagiaan itu. Dan orang yang ditaqdirkan untuk sengsara, maka ia akan
dimudahkan untuk mendapatkan kesengsaraan."
Kemudian Rasulullah SAW membaca (Al-Quran Surat Al-Lail:
5-10) :
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah)
dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang
bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak
Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar)"'
(H.R. Ahmad, Shahih Nomor 4074).