Kalau ada warung makan yang laris dan dicari orang, walau jauh dari kota, bahkan di pelosok desa yang jalannya pun tak cukup lebar untuk dilalui dua mobil kecil dari arah yang berlawanan, mungkin Rumah Makan Ayam Bakar Mak Gogok ini termasuk salah satu di antaranya.
Ya benar Kawan ... Rumah makan ini tepatnya berada di tengah Desa Genjahan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, ... jika dari arah kota Blora, setelah melaju sekitar 10 kilometer ke arah Cepu, akan masuk kecamatan Jiken. Setelah kantor kecamatan Jiken itu ada pertigaan pertama di depan ruko-ruko, lalu masuk sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Raya Blora-Cepu tersebut. Berkelok-kelok sedikit lah masuknya.
wiiiiiiiiuw .. kebayang kan jauhnya dari keramaian kota Blora, hihihihi ... padahal kota Blora sendiri saja tidak pernah ramai lho
Tidak cuma sekedar jauhnya lho. Untuk menuju lokasi itu, penikmat ayam bakar Mak Gogok inipun harus melalui jalan desa yang kurang ramah dengan kendaraan. (Semoga dalam waktu secepatnya pak Bupati berkenan membantu perbaikan jalan desa Genjahan ini ya, aamiin).
Namun, walau jauh dari kota, ajaibnya rumah makan itu tak pernah sepi. Tiap hari banyak pengunjung dari dalam maupun luar kota yang mendatangi rumah makan ini, yang tiap hari dibuka pukul 08.00 hingga pukul 16.00.
Tak mengherankan jika setiap hari sekitar 50 ekor hingga 60 ekor ayam bakar Mak Gogok ludes, karena berpindah dari tungku pembakaran ke perut pembeli.
Apa sih istimewanya ayam bakar ini?
Menurut Mak Gogok (50), bahan baku utama masakannya adalah daging ayam kampung, yang asli kampung malahan ya, hihihi. Daging ayam itu lalu dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, cabai merah, gula merah, kunir, asam, kencur, tumbar, jinten, dan santan. Bumbu-bumbu itulah yang menyebabkan daging ayam itu terasa gurih, manis, bercampur dengan rasa pedas.
Proses memasaknya cukup unik. Awalnya, ayam kampung (yang utuh) yang sudah dibersihkan-tanpa dibumbui-langsung dibakar dulu sampai dagingnya berwarna agak kecoklatan.
Setelah itu, ayam tersebut direbus bersama-sama dengan bumbu dalam sebuah "wajan" atau penggorengan berdiameter satu meter selama satu jam.
Dalam keadaan utuh, ayam itu dibakar kembali di atas tungku perapian arang. Pembakaran itu bertujuan untuk meresapkan bumbu sekaligus memberikan cita rasa bakar dan asap bakaran.
Saat disajikan, Mak Gogok menambahkan bumbu santan pedas dan sambal ulek.
"Satu porsi ayam ukuran sedang Rp 60.000, sedangkan ayam besar Rp 70.000. Kami juga menyediakan sayur lodeh dan asem sebagai menu tambahan," kata Mak Gogok yang mengaku selalu menyajikan masakan ayam itu secara utuh.
Menurut Mak Gogok yang bernama asli Sarti, bumbu ayam bakar berasal dari neneknya yang bekerja di rumah seorang sinder kehutanan. Zaman dulu, setiap kali ada tamu orang besar, terutama orang-orang Belanda, sang sinder selalu meminta neneknya masak ayam bakar itu. "Dulu, saya kerap diminta membantu nenek meracik bumbu ayam bakar itu, " tutur Mak Gogok.
Sebelum menjual ayam bakar, Mak Gogok sempat menjadi penjual pecel dan bubur kacang hijau di pinggir jalan desa itu.
Sejak tahun 1991, Bu Sarti a.k.a Mak Gogok merintis rumah makan ayam goreng bakar tersebut. Semula, dia hanya melayani pesanan tetangga dan kantor-kantor kelurahan. Tetapi lama-lama, usahanya berkembang pesat.
Hingga akhirnya pada 1996, Mak Gogok membuka rumah makan di tengah desa dengan nama "Mak Gogok", yang berarti ibunya Gogok. Sedangkan Gogok adalah nama panggilan anak pertama Bu Sarti.
Saking larisnya masakan ayam ini, Mak Gogok kini mengembangkan rumah makan tersebut. Saat ini, Mak Gogok telah memiliki sebuah cabang rumah makan yang terletak tak jauh dari Kantor Kepolisian Resor Blora, di Seso, Desa Jepon, Kecamatan Jepon.